sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu
karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya
dan kematian adalah sesuatu yang pasti
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu
tapi yang membuatku tersentak demikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,
sekejap saja,
lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya,
dan tubuhku serasa kosong melompong,
hilang isi
kau tahu sayang,
rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang
pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada
aku bukan hendak mengeluh,
tapi rasanya terlalu sebentar kau disini
mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kau lah yang menjadikan aku kekasih yang terbaik
mana mungkin aku setia padahal kecendrunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku untuk setia, sehingga aku setia,
kau ajarkan aku cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini
selamat jalan,
kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku
selamat jalan,
calon bidadari surgaku
~B.J. Habibie
Note :
puisi ini dikirimkan melalui bbm tepat pada hari ulang tahun saya februari bulan lalu oleh seorang teman sekaligus seorang yang pernah menjadi atasan saya dulu. terlalu banyak jasa beliau pada saya yang tak mungkin pernah bisa terbalas. dan tanpanya, saya tak mungkin menjadi seperti sekarang ini. meski tlah belasan tahun tak pernah lagi bekerja dalam satu atap, tapi beliau tak pernah lupa dengan hari jadi saya. maka, saya memposting puisi indah ini sebagai tanda terima kasih. thank you, pak ded~