"Wih, enaknya sekarang hanimun teruuuus..."
Jujur, gue udah kenyang sama komentar2 kaya' gini semenjak gue memutuskan untuk menyekolahkan Aya menyusul ke sekolah yang sama dengan Adel, kakaknya.
Beragam komentar bertubi2 diarahkan ke gue. Mulai dari yang memuji macam, "Subhanallah, mulia banget niatmu menyekolahkan keduanya ke pesantren, semoga Allah mencukupkan pahala bagi kalian berdua" sampe komentar dajjal kaya' gini; "Kok kamu tega sih menyekolahkan mereka di sana dan sanggup hidup jauh dari anak?"
Heh!
Ibu mana yang sanggup hidup jauh dari buah hatinya? Lo pikir yang punya hati nurani cuma lo doang apah...! Lo pikir menyekolahkan anak ke pesantren yang mengharuskan para santrinya untuk tinggal di asrama itu tergolong orang tua yang tega, hah?
Nih ya... bagi gue, yang pantes disebut tega itu adalah orang tua yang mengijinkan anaknya yang masih di bawah umur pergi ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor. Bagi gue, itu sama aja dengan menghantarkan nyawa si anak ke jalan raya! Nah, bukankah sikap orang tua yang demikian lah yang lebih pantas disebut tega?