Pages

Kamis, 14 Agustus 2014

Ketika hari terakhir liburan, tak pernah seindah hari ini


Sisa liburan Lebaran kali ini kami gak trip kemana mana, boleh dibilang hampir seminggu ini kami di rumah aja. Selain Pap yang sudah harus ngantor sejak Senin kemarin, lagi pula saya, Adel dan Aya memang lagi malas kemana mana. Jadi selama sisa liburan kami isi dengan masak bareng, males malesan, nonton video horor, bobo siang, bercanda bertiga, berenang di kolam renang dekat rumah sampe keisengan saya mendandani Adel dan aya serta masih banyak kegiatan yang lain. 

Ini beberapa kegiatan bermalas malasan kami;













Hari Sabtu, baru kami sempat pergi keluar. Gak jauh jauh, masih di seputaran Jakarta. Itu pun awalnya karena kami mau makan siang di luar. Rampung makan, tiba tiba aja tercetus kepingin makan es krim Ragusa di jalan Veteran I samping Masjid Istiqlal. Sudah lama ke Ragusa. Terakhir ke sana kira kira dua atau tiga tahun yang lalu. Ya udah capcus deh kita ke bilangan Jakarta Pusat. Eh kenapa juga gak sekalian mampir ke Kota Tua di Jakarta Kota? Toh letaknya gak terlalu jauh dari Ragusa kok. Yak, akhirnya... here we go KOTA TUA!!








Di Kota Tua banyak terdapat museum. Dari museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Fatahillah hingga Museum Wayang. Tapi sayangnya begitu sampe ke kawasan wisata Kota Tua, museum museum yang terletak di sana sudah tutup karena kami tiba sudah menjelang petang, jadi gak sempat melihat lihat ke dalam museum. Padahal saya pengen banget bisa masuk museum. :(  Pokoknya lain kali saya harus bisa masuk museum-museum di sana suatu saat nanti. Akhirnya kami cuma bisa foto foto dan menyaksikan pertunjukan pertunjukan yang digelar di halaman pelataran museum.








Runtuhan gedung gedung tua macam begini banyak ditemui di kawasan Kota Tua, tapi sayang, gara gara datang kemari gak pake rencana, jadi saya benar benar menyesal tidak membawa kamera.  Pokoknya besok besok harus balik kemari bawa kamera. HARUS!!

Sekitar dua jam di Kota Tua, kami pun melanjutkan perjalanan kami ke tujuan semula yaitu toko Es Krim Ragusa. Yang belum tau apa itu Es Krim Ragusa, sini saya jelaskan sedikit. Es Krim Ragusa ialah toko penjual es krim yang sudah berdiri sejak tahun 1930 an. 


Jangan coba membandingkan rasa es krim di Ragusa ini dengan rasa es krim berbagai merk yang ada saat ini, karena mereka benar benar berbeda. Menurut saya, es krim Ragusa kalah rasa jika disandingkan dengan es krim masa kini. Ragusa punya rasa yang serba ringan. Rasa susu dan gulanya hanya sekedar manis di lidah. Es yang dihasilkan juga masih terasa kasar, tidak lembut seperti es krim kebanyakan. Tapi justru itulah yang dicari orang. Dari segi varian rasa pun, Ragusa hanya menyediakan rasa cokelat, vanila, tuti fruty dan rhum raisin. Jadi, jangan coba coba cari rasa lain selain yang saya sebutkan tadi, apalagi cari rasa yang dulu pernah ada di antara kita 😝.

____sumpe! gak nahan ngantrinya____

Lalu apa yang membuat banyak orang kembali dan kembali lagi datang untuk sekedar menikmati seporsi es krim jadul ini? Ya salah satunya nostalgia barangkali. Pada jamannya, hanya orang orang keturunan Belanda dan orang tertentu saja yang bisa mencicipi es krim di Ragusa. Nah, saya sendiri penasaran, ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang noni Belanda yang sedang menikmati seporsi es krim untuk mengusir hawa panas kemarau negeri tropis.



Hari makin sore seusai kami menyantap es krim. Adel kemudian minta kami mampir ke Istiqlal karena saat mengantri di Ragusa tadi, Adel sempat menyaksikan marching band Masjid Istiqlal latihan di halaman masjid. Wih, rupanya diam diam ada yang ingin mencuri lihat latihan marching band grup lawan nih 😆. Oia, fyi nih... bulan Desember besok bakal digelar lagi turnamen Grand Prix Marching Band di Istora, dan kembali sekolah Adel akan ikut lomba. Jangan lupa nonton yah! 

Lagi lagi dewi Fortuna tak berpihak pada kami. Kami gak sempat menyaksikan sesi latihan marching band Istiqlal karena meskipun Ragusa dengan Istiqlal berdampingan, tapi tetep untuk sampai di sana harus ambil jalan memutar. Pas banget adzan maghrib begitu mobil sampe di parkiran masjid. Ya otomatis dong, yang latihan juga istirahat sholat. Akhirnya kami pun sholat maghrib dan isha di sana. 



Bagi Adel dan Aya, itu merupakan kali pertama memasuki Istiqlal. Luasnya area wudhu dan kemudian harus berjalan agak jauh untuk masuk ke dalam ruang sholat, bikin Aya berbisik pada saya "kaya di masjid Nabawi ya, Bun". Denger begitu saya mendadak jadi pengen nangis. Tiba tiba aja kangen sama masjid kesukaan saya tersebut. Aaahh, kapan ya saya bisa kembali lagi ke sana?


Selesai sholat isha berjamaah, maka saatnya pulang karena besok harinya Adel dan Aya harus kembali ke sekolah.


Saat jalan menuju parkiran, pandangan tertuju pada gereja Katedral yang berdiri tepat di depan Istiqlal. Coba lihat, Katedral terlihat indah ya dari Istiqlal, pasti begitu juga sebaliknya, Istiqlal nampak menakjubkan dari Katedral, terlebih di saat bulan purnama seperti ini.  Aaauuuuuuuuu..... *berubah jadi serigala*


0 komentar:

Web Statistics