Pages

Senin, 25 Oktober 2010

pls God... don't hurt me anymore!

Kali ini saya akan berbagi cerita tentang perjumpaan saya dengan seorang wanita tua yang bahkan saat ditimpa kemalangan dia nggak hanya bersabar tapi mampu menerima dan mensyukurinya.

Sebelum saya mulai cerita ada baiknya saya memperingatkan dulu bahwa postingan saya kali ini bakalan mellow banget. Baiklah, ayo semuanya siapin tetes mata, siapa tau saya gagal membuat kalian ikut merasakan kesedihan saya melalui tulisan ini. Padahal sungguh, saya sangat-sangat sedih. POKOKNYA PERCAYALAH SAYA SEDANG SEDIH BANGET!! SIAPA YANG NGGAK PERCAYA ATAU NGGAK NANGIS HABIS BACA POSTINGAN SAYA INI, AWAS!!!:eheh:

**matiin capslock, kembali pasang muka sendu**


Siang itu ketika saya duduk di sebuah angkutan umum yang kosong, isinya hanya sopir angkot, penumpang di kursi depan dan saya yang duduk di kursi belakang paling pojok. Cuma saya satu-satunya penumpang di kursi belakang sampe ada seorang wanita tua menghentikan angkot yang saya tumpangi dan menaikinya. Wanita tersebut duduk berseberangan namun agak jauh dari saya dekat pintu. Setelah sempat tersenyum sejenak padanya, trus sayapun memilih melanjutkan lamunan saya **percayalah, saya nggak ngelamun jorok kok...**.

Sambil menikmati perjalanan di siang yang terik itu, kembali, kata-kata dokter bedah bermunculan silih berganti di benak saya. Oh iya, sedianya hari itu jahitan bekas operasi saya akan dicopot, namun pas dokter baru membuka 2 jahitan diluka saya, ternyata selama ini terjadi pembentukan rongga pada bekas operasi dan rongga tersebut dipenuhi oleh cairan plasma darah atau seroma. Akhirnya dokter menyimpulkan untuk tidak melanjutkan membuka jahitan yang lain. Dan dokter akan melakukan jahit ulang jika dalam seminggu luka tersebut tetap seperti itu. **demi Tuhan, saya nangis waktu nulis kalimat ini**.:puppyeyes:

What??!! Jahit ulang? begitu jerit saya dalam hati. :hilo: Langsung kebayang gimana rasanya ketika kemarin saya harus di suntik anestesi nggak kurang dari sepuluh kali saat operasi dan harus kembali disuntikan lagi di tengah-tengah dokter menjahit luka saya karena efek bius yang berangsur menghilang. Buat orang mungkin ini hiperbol banget, tapi jika saya bisa menjabarkan bagaimana bencinya saya jika berhadapan dengan jarum suntik... saya yakin kalian pasti mau memakluminya. **keluar deh asli saya yang cengeng dan super melankolik**.

Belakangan ini saya ngerasa seperti magnet yang membuat kesialan selalu menempel pada saya. Berkali-kali cobaan menimpa saya, kalo dihitung-hitung sudah ada 6 cobaan yang menimpa saya akhir-akhir ini. Kalo cuma dua atau tiga bolehlaaahh.... ini enem!!!. Setengah lusin!. Kalo bisa saya tuker dengan sebuah piring cantik di indomart, pasti udah saya tukerin. **perumpamaan untuk menggambarkan bahwa enam itu banyak**. Seketika saya langsung menyimpulkan bahwa Tuhan nggak adil, kenapa dibiarkan saya mengalami semua ini.

Mungkin kalimat diatas terdengar seolah Tuhan sangat kejam pada diri saya. Sumpah, saya nggak bermaksud seperti itu. Cuma rasanya... kok begituuuhuuu.. huu...hu..huuuuuuu...::(

Nah ketika saya sedang asyik meratapi nasib saya... bahkan mulai berani menilai bahwa Tuhan kejam pada saya, angkot tanpa diduga ngerem mendadak karena ada seorang anak sekolah yang tiba-tiba menyebrang jalan.

Seketika badan saya condong ke depan dan kemudian kembali terpelanting kebelakang dan kepala terantuk jendela mobil bagian belakang. Kepala saya sakit , kemudian saya mulai menginventarisir semua anggota tubuh yang lain, setelah merasa yakin bahwa kondisi saya baik-baik saja, barulah saya sadar bahwa wanita tua yang duduk dekat pintu tadi keadaannya bener-bener memprihatinkan banget. Tangannya tergores besi dibagian pintu saat terpelanting tadi sampe darahnya bercucuran.

Saya terkejut, bener-bener nggak nyangka keadaannya sebegitu parah. Belum selesai keterkejutan saya, saya dibuat lebih terkejut lagi dengan kata-kata wanita tua itu saat menyadari darah bercucuran dari tangannya. Dia berkata lirih "Alhamdulillah, terima kasih ya Allah... atas karunia dan pemberianmu yang tak ada habis-habisnya".

Subhanallah... saya terkesima beberapa saat. Sempat terlintas dalam hati, jangan-jangan wanita ini agak terganggu pikirannya, **mudah2 dia nggak baca blog saya**:sigh: hingga akhirnya saya segera berusaha menolong dan menanyakan keadaannya.

"Alhamdulillah, nggak apa-apa kok nak... Allah begitu baik, dan selalu memberi kita yang terbaik".

Sumpah, saya terkesima banget dengan jawabannya. Mulia banget hati wanita ini, begitu saya membathin, bahkan kala ditimpa kemalangan dia nggak cuma bersabar tapi mampu menerima dan mensyukurinya.

Tuhan sepertinya langsung menjawab protes saya dengan kejadian yang baru saja saya alami, bahkan sesaat sebelum saya sempat mengatakan "please God, don't hurt me anymore....!" Jujur aja, saya jadi malu sendiri karena telah berani menyalahkan Tuhan atas cobaan yang Dia berikan ke saya. Dengan bertubi-tubinya cobaan yang datang silih berganti, bukankah itu pertanda bahwa Engkau masih sayang dan peduli kepada saya... Sesungguhnya Engkaulah Sang Maha Kehendak. Kau berhak. Dan sesungguhnya Engkau lebih mengetahui apa yang terbaik. buat saya.

Mungkin dengan kejadian ini Tuhan ingin agar saya bisa bercermin dan bersabar dalam menerima setiap cobaan. Dan sampai postingan ini saya terbitkan, saya sedang 'jungkir balik' berupaya agar bisa bersabar dalam setiap cobaanNya.


**maaf kalo postingan saya kali ini banyak saya sisipkan emotion icon, maklum baru nemu widgetnya**
:blush:
Web Statistics