Pages

Jumat, 28 Juni 2013

maafkan bunda, nak...


Pernahkah bunda sampaikan pada kalian, sayang? Bahwa bunda gemar tiap kali semesteran berakhir? Senang bukan hanya melihat kalian bisa kembali ke rumah dan berkumpul bersama bunda, tapi Bunda senang melihat kalian pulang ke rumah membawa serta buku tulis dan buku pelajaran kalian selama setahun pelajaran. Mengapa? Karena ketika bunda memilah2 buku2 tersebut, bunda sering mendapatkan 'kejutan' yang kalian tuliskan di lembar terakhir buku kalian. Kejutan kecil berupa kalimat2 cinta yang kalian tuliskan untuk bunda, yang bunda yakin sekali kalimat2 tersebut kalian tuliskan dengan penuh perasaan di sela2 kantuk ditengah pelajaran yang membosankan.

"Adel sayang sama bunda" 

atau  

"Aya kangen bunda"

Kalimat tersebut sederhana saja sebenarnya, tapi entah mengapa kalimat cinta yang sesederhana itu, terasa begitu besar artinya bagi bunda.


Maka, berawal dari kalimat cinta yang bunda di temukan di salah satu buku kalian itulah yang kemudian membuat bunda selalu menantikan berakhirnya tahun ajaran dan menunggu 'kejutan' dari kalian yang bunda harap bisa bunda temukan disana. Tapi rupanya kali ini bunda benar2 terkejut dengan temuan bunda. Tak hanya kalimat cinta yang bunda temukan. Bunda juga menemukan sobekan2 kertas terlipat yang kalian sisipkan diantara lembaran buku tulis ataupun pelajaran yang belakangan bunda tau jika ternyata itu adalah surat cinta yang kalian dapat dari seseorang. Tapi tentu saja bukan itu yang membuat hati bunda resah, Sayang. Bunda juga menemukan 'kejutan' lain disana.




Dari situ, Bunda jadi tersadar, jika selama ini kalian sebenarnya kalian menyimpan 'marah' pada bunda.

Maafkan bunda ya, Sayang, jika terkesan memaksa kalian untuk dididik disana.

Maafkan jika bunda terkesan tak peduli dengan keinginan kalian yang berkali2 meminta untuk diizinkan mengenyam pendidikan sekolah di luar pesantren. Karena banyak alasan mengapa bunda tetap mempertahankan kalian menuntut ilmu disana. Alasan yang kelak akan kalian pahami seiring waktu yang mendewasakan kalian.


Maafkan ketika bunda lagi2 terlihat kurang peduli saat berkali2 kalian berdua bilang tak betah berada disana.

Maafkan jika bunda selalu menjawab "rasanya sama aja kok..." ketika kalian merengek ingin merasakan berseragam putih biru dan putih abu-abu layaknya teman2 SD kalian.

"Coba setahun lagi ya..." demikian jawab bunda berkali2, ketika berkali2 juga kalian merayu bunda dengan tatapan mata kucing kalian dengan harapan bisa meluluhkan hati bunda.


Bunda maklum, sayang, beratnya menempuh pendidikan disana.Bunda pahami, remaja mana yang betah hidup dengan penuh peraturan yang mengharuskan kalian terjaga ketika jaras [lonceng/alarm] pukul 4 pagi buta membangunkan kalian dan baru bisa memejam dipukul 10 malam. Belum lagi jasus [mata-mata] yang tersebar dimana2 untuk memastikan kalian taat pada segala peraturan dan tidak melanggar disiplin, dari hal2 kecil seperti tidak makan dan minum sambil berdiri, hingga memastikan tak ada percakapan yang diucapkan selain dalam bahasa arab dan inggris.

Bunda mohon, Sayang, biarkan bunda mengatur hidup kalian saat ini, hingga kalian selesai merampungkan pendidikan di pesantren. Selepas haflah [wisuda] kelas enam nanti, kalian boleh menentukan pilihan sendiri. Ambillah jurusan yang kalian mau. Kalian bebas menentukan jalur hidup yang kalian kehendaki.

Maklumi bunda, Nak... karena semua itu adalah upaya bunda dalam menunjukkan cinta bunda pada kalian



"Uthlubul ilma walau bisshin"
Kalian pasti tak asing dengan kata2 itu kan? Tuntutlah ilmu bahkan hingga ke negeri Cina yang jauh. Nah, bukankah jelas, ke Cina saja disuruh, apalagi yang jaraknya dari rumah hanya 35 kilometer sekali tempuh?

Bukan, bukan bunda hendak membeda2kan dimana kalian hendak menuntut ilmu, dimana saja sama. Hanya saja bunda ingin sesuatu yang terbaik bagi kalian. Dan kelak agar dihadapan Tuhan bunda dapat mempertanggungjawabkan kemana kalian bunda tujukan. Sebab anak adalah amanah terbesar dari Allah bagi orang tuanya.

Kalian tau, Nak, bintang yang berkejora di matamu itu, adalah lentera bunda menuju jalanNya.





Manusia memang diciptakan berbeda. Kebanyakan orang bilang ilmu terbaik didapatkan dibangku sekolah, sebagian lagi berpendapat ilmu itu asalnya harus dari rumah. Tapi bagi bunda, nak... orang yang spesial itu justru orang yang mendapatkan ilmu bukan dari sekolah dan juga bukan dari rumah, melainkan ilmu yang dipungutnya satu persatu dari jalanan. Jalan hidup yang dilewatinya sebagai seorang manusia.

Ingatlah, nak...
Baik2lah menuntut ilmu. Jangan sia2kan segala ilmu yang diberikan guru2mu. Reguklah ilmu di sana dengan membuka pikiran, mata dan hati kalian, agar kelak bermanfaat bagi sesama.

Kalian ingatkan, sebaik2nya hamba Allah adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Sia2 kecantikan jika membuatmu merasa paling sempurna hingga menyakiti perasaan orang. Percuma kecerdasan jika tak memberi kebaikan bagi orang lain. Dan sungguh merugi jika nikmat kebendaan yang Allah berikan tak sampai pada orang lain dan hanya terputus padamu.




Tak perlu merasa bersalah jika kalian berdua belum bisa memberikan nilai2 memuaskan untuk bunda. Bunda sadar berapa banyak mata pelajaran yang harus kalian kuasai selama semester pelajaran. Bunda yakin, 90 persen keberhasilan seorang anak itu ada pada do'a ibunya. Jadi, jika selama ini kalian belum mendapatkan hasil yang terbaik, barangkali selama ini bunda lah yang kurang khusyu' berdo'a. Bunda lah yang belum bersungguh2 meminta pada Tuhan untuk keberhasilan kalian.
Sekali lagi maafkan bunda untuk itu.

Bagi bunda, bahagia orang tua itu, bukan didapat dari rasa bangga orang tua yang mampu menyekolahkan anak2nya ke lima benua. Bagi bunda, sayang, bahagia itu adalah menyaksikan kalian berdua dewasa tanpa menyusahkan orang tua.

Nak, penghargaan apa pun, prestasi apa pun, tak ada yang sebanding dengan kebahagiaan yang Allah berikan dengan keberadaan kalian berdua disisi bunda.

Ingat itu.





Segala masalah yang kalian hadapi di lingkungan asrama, baik dengan teman sekamar dan teman sekelas, bunda ingin kalian tabah dalam menghadapinya. Bukankah hidup merupakan kelas ujian demi ujian?. Jangan pernah lemah, sayang. Jangan pernah merasa putus asa. Percayalah Allah memiliki kekuatan luar biasa untuk menolong kalian dan mencarikan jalan keluar bagi kesulitan2 kalian. :)



Satu hal yang bunda ingin kalian tetap ingat, pasti kalian berdua belum lupa dengan kata2 ini, kata2 yang pernah bunda sampaikan pada kalian yang ntah bunda dapat dari mana tapi tetap melekat diingatan bunda;

"Di pesantren, benar kalian memasung raga, tapi sesungguhnya kalian sedang memerdekakan jiwa"

Dan satu lagi yang ingin bunda sampaikan buat kalian anak2 bunda tercinta;

"Sesungguhnya berbalut baju kurung putih, kalian terlihat lebih patut dari pada rok biru atau pun abu2 sebatas lutut"


Semoga masih banyak waktu yang bisa kita isi dengan cinta ya, sayang...


Salam rindu,
Bunda

0 komentar:

Web Statistics