Pages

Senin, 24 Oktober 2011

saat kopi bercerita

Sejak kemunculannya untuk pertama kali, gue udah jatuh hati banget dengan program2 di TV lokal ini. Nama stasiunnya adalah Kompas TV. Dan salah satu acara yang paling gue suka yaitu Coffee Story yang dibawakan oleh Adi Taroepratjeka. Uh! meski namanya agak sedikit ribet buat gue lafalkan, akan tetapi cara Mas Adi Taroepatjeka membawakan acara tersebut sama sekali gak ribet. Dia mampu membuat gue menikmati tiap alur kisah kopi secara santai mulai dari produksinya sampe kopi tersebut tersaji dalam sebuah cangkir dan siap untuk dinikmati.


Acara Coffee Story ini rutin ditayangkan setiap hari Rabu. Acaranya sendiri memuat informasi mengenai berbagai jenis kopi yang dihasilkan oleh para petani kopi di Indonesia. Gak cuma itu, Mas Adi Taroepratjeka juga membahas produk2 kopi olahan yang diproduksi secara lokal, baik dari berbagai jenis kopinya, pengemasannya, berbagai variasi pengolahannya yang beragam baik yang diproduksi secara rumahan maupun pabrik, sampe menyambangi warung2 kopi di pelosok Indonesia.



Oia, siapa sih Adi Taroepratjeka ini?
Dia adalah salah satu dari 42 barista bersertifikasi Internasional Q-Grader dan satu2nya Q-Grader Trainer bagi pengusaha coffee shop di Asia Tenggara. Ah, apa pula itu barista? Nih, gue kasih tau yah... Barista adalah sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya membuat dan menyajikan kopi kepada pelanggan. Kata barista sendiri sebenarnya berasal dari Itali yang artinya pelayan bar. Hihihi... hebat ya, gue bisa tau arti barista! **kenyataannya baru ngerampungin novel Kedai 1001 Mimpi karya Valiant Budi yang bercerita tentang barista :)**


Kembali ke Adi Taroepratjeka, eh Coffee Story, maksudnya... acara ini cukup membuka cakrawala gue tentang kopi. Dulu, gue hanya penikmat kopi, tapi sekarang gue tau ternyata pengolahan biji kopi hingga menjadi kopi bubuk yang siap untuk dinikmati itu cara pengolahannya bervariasi. Ada yang menambahkan bubuk Vanili saat biji kopi di sangrai, ada juga yang menambahkan gula pasir bahkan sampai menambahkan margarin dalam olahan biji kopinya. Dan semua itu semata2 dilakukan demi menghasilkan aroma kopi yang nikmat. Wow, gak kebayang kan!! Makanya jangan heran jika berbeda mengolahnya, aroma kopi yang dihasilkan pun akan berbeda meski kopi tersebut berasal dari jenis kopi yang sama.


Satu lagi yang bikin gue seneng saat menonton acara ini, yaitu saat Adi Taroepratjeka berinovasi dengan mencampurkan sereh, kapolaga, dll. ke dalam kopi buatannya. Wuiiihh.... jadi kepengen nikmati kopi hasil racikan Mas Adi Taroepratjeka deh.


Dan gak cuma itu, tiap kali gue menyaksikan Adi Taroepratjeka membawakan acara itu, gue rasanya gak asing dengan sosok dia. Apalagi gaya bicaranya, seseorang yang gue kenal mempunyai gaya bicara yang mirip2 dia. Belum lagi gesturenya....aahh, tapi siapa yaaa?? Setelah berhari2, setelah gue nonton acara ini hingga beberapa episode, setelah mata gue pedih karena jarak mata dan layar televisi yang cukup dekat demi menegaskan sosoknya, akhirnya gue menemukan jawabannya. Yak, Adi Taroepratjeka ini mirip suami kedua gue temen SMA gue! Namanya Jul Fefri, suaminya dia tuh...!! **melirik sambil monyongin bibir ke Lisa**




____Adi Taroepratjeka____




____Jul Fefri **gue nyolong fotonya dari sini**____



Gimana Lis, mirip gak.. mirip gak?? Emang sih...si Adi Tanoepratjeka ini kulitnya lebih putih dan lebih manis dikit dari suami lo... tapi bener kok, gesturenya kena banget. Swear deh! Dan satu lagi yang bikin gue tambah yakin dia mirip suami lo, Lis... yaitu kamera SLR yang kemana2 selalu disandang di bahu kirinya. Eh, eh... tapi ntar dulu deh, kok sekarang gue jadi ragu yah... ehmm... sebenernya mereka mirip apa tidak ya?? Wah, jangan2 sebenernya kemiripan mereka hanya terletak pada kameranya doang, Lis... Eh iya, bener! kok gue baru menyadari saat gue udah cerita ke Lisa begini yah... :( **diplototin Lisa**



Web Statistics