Pages

Selasa, 08 Januari 2013

obrolan perempuan

MAKLUMAT : LAKI2 [YG BELUM CUKUP UMUR] DILARANG BACA!


Suatu siang di dalam kamar, saya terlibat perbincangan dengan Adel dan Aya. Hari itu adalah hari dimana Aya harus kembali ke sekolah karena liburan semesternya telah selesai. Sementara Adel baru memulai hari pertama liburannya karena turnamen marchingband yang harus dia ikuti membuat liburan Adel diundur hingga selesai turnamen.

Tapi karena ingin mengantar Aya kembali ke sekolah maka Adel pun rela mengorbankan satu hari liburnya untuk ikut mengantar Aya.

Jadi siang itu kami bertiga ngumpul di kamar. Aya sudah siap berseragam. Sambil rebaan, Aya menonton saya yang sedang dandan. Sementara Adel, baru saja masuk kamar usai mandi.
Saat Adel mulai mengeringkan tetes2 air di permukaan badannya, tiba2 aya membuka percakapan diantara kami.

"Nenen mbak Adel gede banget ya, Nda" katanya pada saya.

Oia, saya memang membahasakan payudara pada Adel dan Aya dengan sebutan nenen :)

Saya lantas melayangkan pandangan sejenak pada obyek yang sedang dibicarakan Aya.

Adel yang saat itu jadi topik pembicaraan spontan menjawab ketus. "Biarin...!"

"Liat deh, bun... nenen Aya juga sekarang gede" Aya lantas bangkit dan duduk di tempat tidur kemudian dia menegakan bahunya. Memang nampak lingkar dadanya sudah semakin lebar sekarang, itu terlihat dari seragam yang baru awal tahun ajaran baru kemarin saya jahitkan untuknya kini sudah terlihat sempit pada bagian dada "Aya malu, bun!"

Saya jadi ingat, tiga tahun yang lalu Adel juga mengeluhkan hal yang sama pada saya. Tapi sekarang saya lihat Adel sudah bisa menerimanya dan makin percaya diri dengan apa yang dia miliki, buktinya Adel bilang begini, "Kenapa musti malu, Yam?". 

fyi, Adel memang senang memanggil adiknya dengan sebutan 'ayam'

"Igh, Aya kan malu, mbaaaakk...!" Jerit Aya "anak laki2 tuh ngeliat sini Aya melulu..." Aya menunjuk dadanya menggunakan lirikan matanya.

Saya ngerti, karena apa yang Adel dan Aya rasakan pernah saya alami juga saat saya masih belia dulu. Rasanya tiap orang yang memandang saya seolah bilang "hei, look at the size of that thing!!"

"Yeee... biarin aja" sungut Adel gak mau kalah "ngapain dipikirin!"

Duh, udah saatnya saya menengahi dua kakak beradik ini. Dan gak hanya itu, saya juga yang merasa terusik dengan omongan Aya langsung menjelaskan. "Gak boleh malu, Ay... emang salah kalo punya nenen gede?" tanya saya "nih ya, Ay... sekarang aja banyak artis yang melakukan operasi payudara, biar apa coba? biar punya nenen yang gede. Nah, kita di anugerahi Tuhan dengan nenen yang gede kok malah gak bersyukur" jelas saya panjang lebar.

"Tau tuh, si Ayam!" Sungut Adel kemudian berdiri membelakangi saya untuk minta dibantu mengaitkan bra yang dikenakannya "lagian kan nanti kalo udah punya anak, asi-nya bagus karena nenennya gede" terang Adel menjelaskan "iya kan, Bun?".

Sebenernya saya gak setuju sama pendapat Adel ini. Where did my girl got this statement come from? Gak selamanya besar kecil payudara seseorang mempengaruhi produksi air susu ibu. Tidak juga mempengaruhi kesuburan wanita. Payudara berfungsi untuk menyusui, that's the true! Tapi untuk sekarang biarlah Adel dan Aya sedikit keliru akan presepsi tentang besar kecinya payudara. Toh, seiring waktu mereka pasti paham kok. Saya gak mau mematahkan pendapat Adel semata agar mereka menyadari dan bangga akan tugas penting sebagai ibu bagi anak2 mereka kelak.

Adel melanjutkan berpakaian. Saya pun sudah selesai berdandan. Saya lirik Aya, saya lihat dia kini sedang memasang kerudung di kepalanya. Ah, mudah2an saja Aya bisa mengerti dan paham sekarang.

"Bun...?" panggil Aya "emang bayi minum apa waktu dinenenin sama bundanya?"

"Ya air susulah, bego!" bentak Adel.

"Hush!" sebuah sentilan saya mendarat di kuping Adel "dede bayi minum susu bundanya, Al".

"Igh, rasanya kaya apaan, Bun?" Wajah Aya mendadak jijik ngebayanginnya.

"Mana Bunda tauuu... Seharusnya Bunda yang tanya sama mbak Adel dan mbak Aya, rasanya kaya' apa dulu waktu disusui sama bunda?" tanya saya.

"Ya gak ingatlah, Nda" Adel menjawab.

"Nah, ya sudah!" saya mengakhiri.

Saya pikir obrolan tentang payudara ini selesai sampai sini. Baru aja saya mau melangkahkan kaki keluar kamar tiba2 Aya manggil dan bertanya lagi.

"Bunda, perempuan yang operasi biar nenennya gede itu isinya ditambahin susu ultra ya, Bun?" Aya menatap saya dengan mimik gak berdosa.

Adel melirik saya persis pada saat saya melirik Adel. Kemudian kami ketawa ngakak keras banget. ╋╋ム ╋╋ム ╋╋ム ╋╋ム ╋╋ム ╋╋ム And then Aya giving us the 'gue salah ngomong ya?' looking face




Sent from my BlackBerry® 

powered by Sinyal Kuat INDOSAT

2 komentar:

It's My Life mengatakan...

kapannnnnn yaaa aku ngerasain punya anak cewek lucu2 kayak giniii..hahahahahah

fauziyah fuad mengatakan...

kan ada danisha... :))

Web Statistics