Pages

Senin, 24 Januari 2011

mencoba saling mengingatkan

picture from here

picture from here


Gimana liat gambat2 diatas, heh? Pada ngakak gak pake perasaan kan? Sama kaya saya waktu ngeliat pertama kali. Tapi itu baru tiga gambar dari sekian banyak gambar tentang Gayus. Gak heran... karena beberapa hari terakhir ini berita tentang Gayus menjadi pembicaraan menarik di semua kalangan terlebih lagi setelah vonis yang jatuhkan padanya beberapa hari yang lalu. Gak cuma para petinggi negeri ini saja yang membahas tentang pria yang tiba2 jadi terkenal ini tapi tiba2 para ibu juga pada akhirnya lebih senang membicarakan orang populer ini ketimbang ngegosipin jambak2an mesra Julia Perez dengan Dewi Persik harga cabe.

Semua stasiun televisi beramai2 menyiarkan pembicaraan yang mengulas topik tentang Gayus. Mulai dari jumlah uang hasil korupsinya, rumah mewahnya, paspor palsunya, pelesiran Gayus ke beberapa negara, vonis yang dijatuhkan pada dirinya hingga diduga banyaknya intrik dibalik kasus Gayus tersebut. Semua berbicara. Semua berkomentar.

Emang sih, sah2 aja kita berpendapat dan mengomentari atas kasus yang saat ini sedang ramai dibicarakan. Namun akhir2 ini yang saya lihat, pembicaraan sudah gak fokus ke masalah korupsinya saja, tapi sudah memasuki wilayah pribadinya Gayus. Bahkan tadi malam saya sempat liat gambar2 Gayus yang sudah di edit sedemikian rupa ditayangkan di sebuah stasiun televisi. Tuuuhh, seperti gambar2 yang diatas.... ah sudahlah diabaikan saja!! dan saya yakin banget pasti gambar2 itu jadi tertawaan pemirsa yang menontonya. **termasuk gue!!**


Saya maklum dengan si pembuat foto2 tersebut, mungkin iya, itu sebagai bentuk rasa kesal terhadap Gayus hingga melampiaskan dengan mengusili gambar2nya. Tapi terus terang nih, saya kok gak setuju ya....
**eit! tolong tahan dulu golok, bambu runcing, celurit dan samurai kalian dulu yaaa...** bagi saya, apa yang dilakukan stasiun tivi itu gak pantes. Kebayang gak perasaan orang tua, adik, kakak, kerabat, istri bahkan anak2 Gayus saat mereka menyaksikan gambar2 itu. Saya aja yang gak punya hubungan kekerabatan dengan Gayus dan gak punya kepentingan apapun atas pemberitaan Gayus merasa sangat sedih melihat slide2 gambar itu tampil satu persatu di layar televisi. Yang terlintas di benak saya ketika melihat gambar itu adalah gambar yang sama namun dengan wajah kakak saya, adik saya bahkan... suami saya! Saya bener2 gak tega lihatnya. Oke, dia salah. Tapi perlakukanlah dia sebagai manusia yang juga punya perasaan. Gak serta merta dia berubah jadi dewa begitu uang yang dimilikinya bernilai ratusan milyar rupiah.


Masih inget dengan kasusnya Krisdayanti? Dimana saat itu pemberitaan tentang perselingkuhan dirinya selalu muncul di berbagai infotaiment. Beramai2 orang membicarakannya bahkan menghujatnya. Predikat sebagai wanita peselingkuh sekaligus ibu yang gagal lantas melekat pada dirinya. Uh pokoknya semua yang jelek2 ada pada dirinya, semua menghakimi dengan hanya melihat disatu sisi, sama sekali gak mikirin perasaan dia.


Secara sadar sesungguhnya kita telah mendzalimi mereka dengan ikut membicarakan mereka dan sudah dapat dipastikan bahwa yang kita lakukan termasuk ghibah yaitu menggunjingkan orang lain dengan sesuatu yang mereka tidak suka, meski yang dibicarakan itu benar adanya. Dan ghibah jelas perbuatan terlarang bahkan ia termasuk perbuatan dosa besar.


Masih ingat dengan dengan firman Allah yang ini kan,

"Jangalah kalian menggunjingkan sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudara yang telah mati? Tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang".

Kenapa ya kita senang membicarakan keburukan orang lain? Kita sering gak sadar, bahwa kapan saja, siapa saja bisa mengalami hal yang sama? Bisa saja kita tergelincir seperti yang mereka alami jika kesempatan seperti itu ada di depan mata kita. Mungkin saat ini mereka sedang diuji oleh Tuhan. Jadi biarlah mereka yang berkompeten saja yang membahas masalah ini, lalu kita sebagai hamba Allah hanya bisa mengambil pembelajaran dari kasus ini bukan malah ikut2an menghujatnya.

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik atau diam"


Dan sabda Rasulullah inilah yang sedikit banyak menginspirasi saya untuk mencoba belajar saling mengingatkan agar kita gak melulu disibukkan dengan menggunjingkan aib saudara kita dan lalai dengan aib diri kita sendiri. Dan dengan kesadaran penuh akan segudang kebodohan dan kecetekan ilmu saya, mudah2an tulisan ini bermanfaat ya....


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

0 komentar:

Web Statistics